Masuknya suatu perusahaan baru (new entrant) dalam dunia usaha akan selalu dipandang sebagai
masuknya “potential competitor”.
Sehingga tidak sedikit dari perusahaan yang telah mapan mengupayakan adanya
“rintangan” guna menghalanginya antara lain dengan melalui “limit pricing”.
Berbagai Cara
Masuk Bagi Wirausahawan Baru:
1. Pengembangan
produk atau jasa baru
2. Pengembangan
produk dan jasa sejenis – “perangkap tikus yang lebih baik”.
3. Pembelian
“franchise” (waralaba).
4.
Exploitasi
produk atau jasa yang telah ada.
5.
Akuisi usaha
yang sedang berjalan.
1. Pengambangan Produk atau Jasa Baru
Produk pertama, penjualannya dilakukan atau diperkenalkan oleh
perusahaan yang telah ada; disamping sebagian yang lain merupakan dasar
terbentuknya usaha yang baru. Selanjutnya perlu diperhatikan, bahwa munculnya
produk baru akan menimbulkan jasa pelayanan baru di dalam pasar.
Yang diperlukan untuk memulai usaha bagi produk atau jasa yang
baru yang paling penting adalah menemukan titik temu antara pasar untuk produk
dan jasa tersebut dengan cara menciptakannya. Untuk ini perlu ada kesiapan
untuk perbaikan atau penyesuaian dengan
“idea yang lebih baik”.
Beberapa permasalahan yan
harus dihadapi:
a.
Pekerjaan
mendesain yang dilakukan oleh wirausahawan tidak dapat diselesaikan secara
tepat waktu.
b.
Usaha baru
mungkin ada kesalahan desain.
c.
Perusahaan
lain yang memiliki sumber daya yang lebih kuat mungkin mengikuti atau menjegal
keluar usaha baru tersebut.
d.
Usaha baru
mungkin tidak berhasil meyakinkan pembeli atau ingin cepat untung besar
2.
Pengembangan Produk atau Jasa yang sejenis
Wirausahawan sebagai pendatang
baru dengan menyajikan produk dan jasa yang tidak baru tetapi dengan penampilan
yang berbeda sehingga nampak something
different dan atau something new.
Produk ini sebenarnya serupa, namun dapat memberikan kesan berbeda. Cara
seperti ini memungkinkan yang bersangkutan dapat berhasil. Menurut Prof. Arnold Hosmer cara seperti ini disebut
kompetisi pararel (paralel competition).
Kecenderungan kompetisi
pararel seringkali lebih keras, karenanya masalah ini sulit untuk dihadapi oleh
perusahaan yang tidak kuat dalam diferensiasi produknya. Pesaingan terarah pada
persaingan harga (price competition).
Dengan sendirinya dalam
kompetisi pararel agar berhasil memerlukan tingkat diferensiasi tertentu serta
pelayanan-pelayanan yang berbeda/menarik yang tergolong non price competition.
Beberapa permasalahan yang harus dihadapi :
a.
Kemampuan
bertahan dari wirausahawan sebagai pendatang baru.
b. Kemampuan
serangan balik (retaliation)dari
wirausahawan yang telah mapan.
c. Pengusaha
yang telah mapan biasanya telah memiliki namanya dilingkungan para pelanggan. Sedangkan
wirausahawan pendatang baru sedang mencari nama.
d. Masalah
kemampuan pembiayaan sering pula perlu pemecahan yang sungguh-sungguh.
3. Membeli Franchise
Wirausahawan pendatang baru dapat minta bantuan dari bisnis
yang telah mapan dengan (membeli) suatu kontrak seperti franchise. Bagian ini mungkin meliputi izin untuk menggunakan nama
dan logo bisnis yang telah ada, menjual produknya, atau menggunakan metodenya.
Bisnis yang mapan dapat memberikan pelatihan, jasa akuntansi, evaluasi
prestasi, bantuan dalam memilih lokasi, pengusahakan pembiayaan serta penyelenggaran
rapat tahunan (RUPS), dimana perusahaan yang telah mapan tersebut disebut franshicor. Sedangkan perusahaan yang
membeli disebut franchise. Mereka
bertemu dan bertukar informasi apa yang telah berhasil maupun yang tidak
berhasil dikerjakan.
Contoh-contoh bisnis frenchise seperti fastfood, dry clean,
dealer mobil dsb.
Berdasarkan perjanjian franchisee
memulai membayar tunai atau janji untuk membayar royalty kepada franchisor. Pembayaran ini, ditambah
dengan modal untuk melengkapi dan menjalankan franchisee, diisyaratkan bagi franchisee
untuk mulai bisnisnya. Dalam kegiatan
franchising ini tidak dipersyaratkan
pengalaman sebelumnya, sehingga merupakan sesuatu yang menarik. Berdasarkan
suatu penelitian, banyak franchisee
yang berhasil disamping franchisor
yang juga berhasil meraih laba yang besar.
Beberapa
masalah yang mungkin dihadapi:
a. Kemungkinan
kegagalan franchisor mengemukakan
kebesaran atau keberhasilan franchise
atau disaat melakukan tawar menawar.
b. Kemampuan
bertahan franchisee sehubungan dengan
keterbatasan modal.
c. Kemungkinan
adanya opportunity cost dalam kesempatan investasi yang lain lebih
menguntungkan.
d. Kemungkinan
franchisee telah mempunyai pekerjaan
dengan penghasilan tetap dan apalagi lebih besar dari pada penerimaan franchisee.
4. Eksploitasi Sebagian Momentum Dari Produk Jasa
Atau Jasa Yang Telah Ada
Dalam hal ini ada tiga
jenis situasi:
a. Pemindahan
ke lokasi baru
b. Pemenuhan
kekurangan pesokan
c. Kapitalisasi
sumber daya tak terpakai
a.
Pemindahan
ke lokasi baru
Pemindahan
dapat dilakukan oleh wirausahawan independen, tetapi juga dapat dilakukan oleh
rangkaian usaha dan seringkali olehfranchisor.
Contoh : toko, restoran, SPBU, foto instant, copy center, dsb. Kadangkala usaha
baru tersebut kemudian dibeli oleh rangkaian usaha yang lebih besar sebagai
cara melakukan ekspansi yang lebih cepat.
Masalah
yang harus dihadapi:
1. Kemampuan
memperoleh modal dan bakat untuk memperkenalkan jenis perusahaan baru.
2. Bila butir
a tidak mencukupi, masalah berikutnya adalah kemampuan mempertahankannya atas
persaingan yang berkembang.
b.
Kapitalisasi
sumber daya tak terpakai
Mungkin
ada priode waktu sebelum sumber pasokan menyadari adanya kekurangan pasokan
barang atau jasa yang diinginkan yang biasanya muncul tidak tertuga. Contoh : kekurangan perumahan di daerah yang pertambahan
populasinya sangat cepat. Masalah yang harus dihadapi adalah perlu
mengatisipasi persaingan dalam pemenuhan pasokan.
c.
Kapitalisasi
sumber daya tak terpakai
Peluang
ini terjadi seperti pada kasus pengumpulan dan pengolahan bahan-bahan yang
dapat di daur ulang, seperti plastik. Masalah yang dihadapi ialah kemampuan
pendeteksi atas daya serap pasar, jangan bersifat spekulatif.
5. Memperoleh Sponsor
Cara masuk bisnis yang lebih aman adalah mencari kesediaan
seseorang untuk mensponsori dalam berbagai segi. Umumnya sponsor usaha baru
dapat dibedakan:
a. Sponsor
dari pelanggan:
-
Order pembelian yang cukup besar
-
Kontrak pembelian jangka panjang
-
Pembayaran di muka atas pembeliannya
b. Sponsor
dari pemasok:
-
Kesediaan membantu persedian atau kemungkinan juga
tenaga
-
Pembayaran berjangka atas pasokan
c. Sponsor
dari investor:
-
Motive investor untuk memperoleh laba
-
Motive karena senang kepada usaha dari wirausahawan
yang bersangkutan
-
Motive untuk ikut campur dalam perusahaan tersebut
Masalah
yang harus dihadapi:
a. Bila usaha
gagal, investor akan menderita kerugian dan akan mempengaruhi kepercayaan.
b. Keterkaitan
dengan berbagi pihak demikian luas
6. Akuisisi Perusahaan Yang Sudah Berjalan
Cara ini merupakan yang paling aman untuk memasuki bisnis baru.
Keperluan pokok yang mendesak ialah modal dan tenaga ahli sudah tersedia.
Pemilik lama dapat dinilai sebagai tenaga ahli, sedangkan keperluan modal
berikutnya dapat dicari sumbernya dari bank dengan menjaminkan aset perusahaan.
Beberapa
pertanyaan yang perlu jawaban:
a. Alasan
apakah sebenarnyapemilik mau menjual perusahaan?
b. Harta apa
sajakah yang akan dibawa bisnis tersebut?
c. Berapa
dana yang diperlukan untuk meniru bisnis tersebut dibandingkan dengan
membelinya?
d.
Unsur apa
saja yang menjadi kunci untuk bertahan dalam bisnis tersebut?
e.
Apabila
pemilik lama keluar, seberapa jauhkan dampaknya terhadap pelanggan dan kegiatan
operasional bisnis?
Disamping itu, ada berapa hal
yang perlu dipertimbangkan dalam kaitan proyeksi arus kas:
a.
Berapa banyak
uang yang akan perlu dimiliki pembeli dan kapan?
b.
Seberapa
cepat uang itu kembali, dan berapa arus masuk netto yang akan muncul dalam
jangka panjang?
c. Bagaimana present value terdiskonto dari arus ini,
dan bagaimana dibandingkan harga bisnis tersebut?
Masalah-masalah
yang harus dihadapi:
1. Mengingat
pendekatan ini merupakan cara yang efektif untuk memasuki bisnis baru,
akibatnya orang yang ingin mengakuisisi jumlahnya lebih banyak daripada peluang
yang tersedia. Sehubungan dengan hal itu, maka ditempuh berbagai cara untuk
menangkap kesempatan yang ada:
-
Iklan berklasifikasi (peluang bisnis)
-
Pialang bisnis
-
Professional (bankir, akuntan, pengacara)
-
Cold
calling
2. Menampakkan
kredibilitas tehadap penjual.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar